Menurut cerita sesepuh atau orang yang dituakan di desa. Bahwa nama Desa pertama adalah Desa BILISUK yang dipimpin oleh seorang kuwu yang bernama EYANG SUMANTA WIJAYA ke I (satu). Pada zaman kepemimpinannya Desa Bilisuk termasuk Desa Cantilan dengan Kampung Tembongrea istilah zaman dahulu direndomkan ke Desa Bilisuk.
Pada zaman penjajahan Belanda, setelah Kuwu EYANG SUMANTA WIJAYA berhenti sebagai penggantinya adalah Kuwu SARPU ke 2 (dua), selang beberapa tahun kemudian Kuwu Sarpu berhenti diganti oleh SUKANTA ke 3 (tiga), Kuwu Sukanta ini adalah merupakan salah satu Kuwu yang bukan Desa Bilisuk melainkan berasal Desa Pajawan Kidul karena pada zaman penjajahan yang menjadi Kuwu boleh dari desa mana saja.
Pada zaman penjajahan tersebut system pemilihan Kuwu tidak dengan Biting akan tetapi dengan cara kekuatan bagong atau jago rumbol-rumbol, Kemudian Kuwu Sukanta berhenti sebagai penggantinya adalah Kuwu SOKA ke 4 (empat), ia adalah anak dari Kuwu Sarpu. Kuwu Soka merupakan salah satu Kuwu yang paling lama sampai dengan 25 tahun memimpin Rakyat, karena pada zaman itu belum ada periode Kuwu, tidak seperti sekarang yang menjadi Kuwu dibatasi atau diatur dengan Peraturan Daerah.
Pada tahun 1960 Kuwu Soka berhenti sebagai penggantinya adalah Kuwu KUSTARA ke 5 (lima) yang berasal dari Tentara yang menjadi Pembina di Desa Bilisuk yang berasal dari Desa Tambakbaya, ia adalah hanya 6 tahun memimpin rakyat Bilisuk.
Pada tahun 1974 Kuwu Kustara berhenti kemudian diganti oleh Bapak ALWI SASTRA MIHARJA ke 6 (enam), ia adalah Pegawai Kecamatan Garawangi diperbantukan menjadi Kuwu Desa Bilisuk dan ini tetap ditempuh dengan cara pemilihan.
Dari tahun 1974 s/d 1985 dan setelah periode 8 tahun habis, diperpanjang 2 tahun, jadi masa Jabatan Kuwu ini 10,8 bulan, yang 8 bulannya karena tidak akan ikut lagi Pemilihan Kuwu oleh Camat ditugaskan menjabat sebagai Kuwu.
Pada tahun 1982, masih dalam kepemimpinan kuwu Alwi Sastra Miharja, mengusulkan kepada Bupati melalui Camat bahwa Kampung Tembongrea untuk dimekarkan menjadi Desa, yang sekarang Desa Mekarmulya dan Desa Bilisuk menjadi Desa Sukamulya sampai sekarang. Setelah ada perubahan kedua nama Desa tersebut tidak lama kemudian Kuwu Alwi Sastra Miharja berhenti.
Demikian sekilas pandang sejarah perubahan nama Desa Bilisuk menjadi Desa Sukamulya.